Senin, 06 Januari 2014

Materi Metode pembelajaran PAI


METODE PEMBELAJARAN PAI
1.   Metode Pembelajaran PAI dan Karakteristiknya
a.    Pengertian metode pembelajaran PAI
Secara literal metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari dua kosa kata, yaitu “meta” yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan. Sedangkan pengertian menurut istilah metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan (Ramayulis, 2008: 2-3).

Prof. Abdul al-Rahim Ghunaimah menyebut metode sebagai cara-cara yang diikuti oleh guru untuk menyampaikan sesuatu kepada siswa. Adapun Adgar Bruce Wesley mendefinisikan metode sebagai kegiatan yang terarah bagi guru yang menyebabkan terjadinya proses belajar mengajar, hingga pengajaran menjadi berkesan (Jalaluddin dan Usman, 1994: 52-53).
Dari beberapa pengertian yang diformulasikan oleh para pakar di atas tentang pengertian metode, maka kita dapat menyimpulkan tentang pengertian metode pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Abdul Munir Mulkhan (1993: 13), metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan pelajaran kepada siswa. Apabila kata metode tersebut dikaitkan dengan pembelajaran Islam, dapat membawa arti sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu, metode pembelajaran Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Menurut Dr. Muhammad Utsman Najati (2008: 7), konsep Islam mengenai proses pembelajaran PAI berdasarkan telaah teks Alqur’an adalah :
1)  Menggunakan metode bil-hikmah,
2)  Menggunakan metode uswah (teladan),
3)  Menggunakan perumpamaan-perumpamaan (al-Amtsal),
4)  Mementingkan aspek psikologis dalam belajar,
5)  Memberikan motivasi secara implisit maupun eksplisit,
6)  Mengulang-ulang pelajaran (Tikror),
7)  Menggunakan hati (qalb) untuk memahami (http://azmisahabudin.wordpress.com).
Bila ditelaah lebih lanjut, maka akan diperoleh perbandingan konsep Alqur’an dan teori psikologi kontemporer barat yaitu sebagai berikut :
Tabel 1
Perbandingan Konsep Pembelajaran Islam dan Barat
Menurut Telaah Psikologi
Perbandingan
Islam
Psikologi Barat
Instrumen
Hati dan akal
akal
Metode
Uswah, bil hikmah, bil amtsal
Kondisioning (behaviorisme), skema (kognitif), modeling (Belajar sosial), partisipasi aktif (humanisme)
Aspek yang aktif
Kognitif, afektif, psikomotorik, spiritual
Kognitif, afektif, psikomotorik
Tujuan
Taqwa
Self Actualization
Sumber : (http://azmisahabudin.wordpress.com).
b.   Karakteristik metode pembelajaran PAI
Karakteristik metode pembelajaran PAI yaitu :
1)  Keseluruhan proses penerapan metode pembelajaran PAI, mulai dari pembentukannya, penggunaannya sampai pada pengembangannya tetap didasarkan pada nilai-nilai asasi Islam sebagai ajaran yang universal.
2)  Proses pembentukan, penerapan dan pengembangannya tetap tidak dapat dipisahkan dengan konsep akhlak karimah sebagai tujuan tertinggi dari pendidikan Islam.
3)  Metode pembelajaran PAI bersifat luwes dan fleksibel dalam arti senantiasa membuka diri dan dapat menerima perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi.
4)  Metode pembelajaran PAI berusaha sungguh-sungguh untuk menyeimbangkan antara teori dan praktik.
5)  Metode pembelajaran PAI dalam penerapannya menekankan kebebasan siswa untuk berkreasi dan mengambil prakarsa dalam batas-batas kesopanan dan akhlak karimah.
6)  Dari segi pendidik, metode pembelajaran PAI lebih menekankan nilai-nilai keteladanan dan kebebasan guru dalam menggunakan serta mengkombinasikan berbagai metode pembelajaran yang ada.
7)  Metode pembelajaran PAI dalam penerapannya berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya interaksi edukatif yang kondusif.
8)  Metode pembelajaran PAI merupakan usaha untuk memudahkan proses pengajaran dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien (Nizar, 2002: 70-71).
Dalam penerapannya, penggunaan metode pembelajaran PAI harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pembelajaran Islam. Asas metode pembelajaran Islam tersebut diantaranya adalah :
1)  Asas agamis, maksudnya bahwa metode yang digunakan dalam pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada Agama Islam yang merujuk pada nilai-nilai dalam Alqur’an dan Hadits.
2)  Asas biologis, maksudnya bahwa dalam menggunakan metode pembelajaran Islam seorang guru harus memperhatikan perkembangan biologis siswa.
3)  Asas psikologis, bahwa metode pendidikan Islam baru dapat diterapkan secara efektif bila didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikologis siswanya.
4)  Asas sosiologis, bahwa ketika pembelajaran berlangsung ada interaksi antara siswa dengan siswa dan ada interaksi antara guru dengan siswa. Atas dasar hal ini, maka penggunaan metode dalam pendidikan Islam harus memperhatikan kondisi sosiologis siswa (Ramayulis dan Samsul, 2009: 216).
Diantara asas atau prinsip metode pendidikan Islam yang juga perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1)  Mengajarkan materi dari yang inderawi kepada yang rasional sesuai dengan tingkatan akal manusia.
2)  Menggunakan sarana/alat peraga yang bersifat konkret untuk menjabarkan pelajaran.
3)  Prinsip spesifikasi dan integrasi ilmu pengetahuan, artinya fokus pada satu bidang ilmu sebagai cabang dari ilmu lainnya.
4)  Prinsip kontinuitas/kesinambungan dalam penyajian materi sehingga siswa tidak lupa terhadap materi-materi sebelumnya.
5)  Tidak mencampuradukkan antara dua ilmu pengetahuan dalam satu waktu.
6)  Menghindari kekerasan terhadap siswa.
7)  Jangan mengajarkan ilmu dari hasil ringkasannya, padahal siswa harus menguasai ilmu secara spesifik (Kosim, 2012: 16).
2.   Macam-macam Metode Pembelajaran PAI
a.    Metode pembelajaran PAI menurut para ahli
Terdapat beberapa macam metode yang digunakan dalam Pendidikan Agama Islam. Al-Syaibany (1979: 37) mengemukakan ada dua belas metode yang dapat digunakan dalam pendidikan Islam, yaitu: metode pengambilan kesimpulan atau induktif, metode perbandingan (qiyasiah), metode kuliah, metode dialog dan perbincangan, metode lingkaran (halaqah), metode riwayat, metode mendengar, metode membaca, metode imla’ (dictation), metode hafalan, metode pemahaman, dan metode lawatan untuk menuntut ilmu (pariwisata).
Abdurrahman an-Nahlawi (1995: 204) juga mengemukakan beberapa metode yang dapat digunakan dalam Pendidikan Agama Islam. Menurutnya, metode yang dianggap paling penting dan paling menonjol adalah sebagai berikut :
1)  Metode dialog Qur’ani dan Nabawi, meliputi dialog khithabi dan ta’abbudi, dialog deskriptif, dialog naratif, dialog argumentatif, dan dialog nabawi.
2)  Mendidik melalui kisah-kisah Qur’ani dan Nabawi
3)  Mendidik melalui perumpamaan (amtsal) Qur’ani dan Nabawi
4)  Mendidik melalui keteladanan
5)  Mendidik melalui aplikasi dan pengamalan
6)  Mendidik melalui ibrah dan nasehat
7)  Mendidik melalui targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut).
Selain pendapat an-Nahlawi di atas, Ramayulis (2008: 193) mengemukakan tiga belas metode yang dapat digunakan dalam mengajar, yaitu: metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, eksperimen, diskusi, sosio drama dan bermain peranan, drill (latihan), mengajar beregu (team teaching), pemecahan masalah, pemberian tugas belajar dan resitasi, kerja kelompok, imla’ (dikte) dan simulasi.
b.   Metode pembelajaran PAI dalam Alqur’an
Alqur’an sebagai tuntunan dan pedoman bagi umat Islam telah memberikan garis-garis besar mengenai pendidikan terutama tentang metode pembelajaran. Abu al-Hasan al-Nadwi mempertegas dalam Nahwu al-Tubiyah al-Islamiyah al-Hurroh, dengan menyatakan bahwa:
Pendidikan dan pengajaran umat Islam itu haruslah bersumberkan kepada aqidah Islamiyah. Seandainya pendidikan umat Islam tidak didasarkan kepada aqidah yang bersumberkan kepada Alqur’an, maka pendidikan bukanlah pendidikan Islam, tetapi pendidikan asing (al-Nadwi, 1974: 3).

Sebagai umat yang telah dianugerahi Allah Swt, kitab Alqur’an yang lengkap dengan petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal, sebaiknya menggunakan metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip dasarnya dari Alqur’an. Diantara metode-metode tersebut antara lain :
1)  Dalam Surat an-Nahl: 125
Terjemahan:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. an-Nahl: 125) (Departemen Agama RI, 2010: 282).

Berdasarkan penafsiran para mufassir terhadap Alqur'an surat an-Nahl ayat 125 terdapat tiga metode pembelajaran :
a)   Metode pembelajaran melalui bil-hikmah, yakni pengetahuan mendalam yang menjelaskan kebenaran serta menghilangkan kesalah-pahaman melalui tutur kata yang tegas dan benar serta mempengaruhi jiwa akal budi yang mulia, dada yang lapang dan hati yang bersih serta mampu bersikap proporsional, mampu membedakan mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan.
b)  Metode pembelajaran melalui al-Mau'idhotil hasanah, menurut tafsiran para mufassir artinya adalah pendidikan yang baik. Yakni bentuk pendidikan dengan memberikan nasehat dan peringatan baik dan benar, perkataan yang lemah lembut, penuh dengan keikhlasan, menyentuh hati sanubari, menentukan dan menggetarkan jiwa siswa untuk terdorong melakukan aktivitas dengan baik.
c)   Metode pembelajaran melalui mujaadalah billatii hiya ahsan artinya adalah bantahan yang lebih baik, yakni bantahan dengan memberi manfaat, bersikap lemah lembut, perkataan yang baik, bersikap tenang dan hati-hati, menahan amarah serta lapang dada (http://muhammadiqbalmalik.blogspot.com).
2)  Metode Teladan (Uswah) dalam Surat al-Qalam : 4
Terjemahan :
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Departemen Agama RI, 2010: 565).

Metode ini merupakan metode yang paling berpengaruh dalam mendidik siswa, khususnya dalam hal pembentukan kepribadian (http://makalahkuliah.com).
3)  Metode Nasehat dalam Surat Luqman: 12-13
Terjemahan :
12. “Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
13.  “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Departemen Agama RI, 2010: 413)

Metode ini merupakan penyampaian kata-kata yang menyentuh hati dan disertai dengan keteladanan. Perpaduan antara metode ceramah dengan keteladanan yang lebih diarahkan kepada bahasa hati, tetapi bisa pula disampaikan dengan pendekatan rasional (http://makalahkuliah.com).
4)  Metode Targhib dan Tarhib dalam Surat az-Zalzalah: 7-8
Terjemahan :
7. “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
8. ”Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Departemen Agama RI, 2010: 600)

Menurut Abdurrahman an-Nahlawi, berdasarkan analisis terhadap ayat-ayat Alqur’an dapat didefenisikan bahwa targhib adalah janji yang disertai bujukan dan rayuan untuk menunda kemaslahatan, kelezatan, dan kenikmatan. Namun penundaan itu bersifat pasti, baik, murni dan dilakukan melalui amal shaleh atau pencegahan diri dari kelezatan yang membahayakan. Sementara tarhib adalah ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh terlaksananya sebuah dosa, kesalahan, atau perbuatan yang telah dilarang Allah Swt.
Dalam ilmu modern, targhib dikenal dengan istilah reward yang berarti ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan dan merupakan salah satu alat pendidikan dan berbentuk reinforcement yang positif, sekaligus sebagai motivasi yang baik. Sementara tarhib dikenal dengan istilah punishment hukuman atau sanksi sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi metode pembelajaran yang baik (http://makalahkuliah.com).
5)  Metode Pengulangan (Tikror) dalam Surat al-Isra’: 41
Terjemahan :
“Dan sesungguhnya dalam Al Quran ini kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat…” (Departemen Agama RI, 2010: 287)

Metode pengulangan yaitu guru mengajar dengan memberikan materi ajar dengan cara mengulang-ulang materi tersebut dengan harapan siswa dapat mengingat lebih lama materi yang disampaikan (http://azmisahabudin.wordpress.com).
6)  Metode Amtsal (Perumpamaan) dalam Surat al-Baqarah: 17
Terjemahan :
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.” (Departemen Agama RI, 2010: 5)

Metode perumpamaan yaitu guru mengajar dengan cara menyampaikan materi pembelajaran melalui contoh atau perumpamaan. Metode ini dilakukan dengan cara menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang lebih konkret (Ramayulis, 2008: 193).
c.    Metode pembelajaran PAI konvensional
Metode pembelajaran PAI konvensional adalah metode yang secara umum/lazim digunakan pada proses pembelajaran hampir di setiap pengajaran bidang studi umum. Metode-metode tersebut diantaranya adalah :
1)  Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh guru kepada siswa. Metode ini bisa efektif diterapkan jika penyampaiannya menggunakan bahasa yang jelas, mudah dipahami dan mengandung pesan-pesan yang bermutu sehingga memperkaya wawasan siswa secara kognitif. Metode ceramah juga bisa menyentuh qalbu siswa sehingga ceramah tidak hanya bersifat kognitif tetapi juga ranah apektif (http://makalahkuliah.com). Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Alqur’an :
Terjemahan :
“Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas”. (QS. Yasin : 17) (Departemen Agama RI, 2010: 442)

2)  Metode Diskusi
Metode Diskusi adalah suatu cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan dan menganalisis suatu permasalahan secara ilmiah. Dengan cara mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah. Abdurrahman An-Nahlawi menyebut metode ini dengan sebutan metode hiwar (Ramayulis, 2008: 194). Penggunaan dan penerapan metode ini harus dilakukan dengan baik, seperti tidak menyinggung perasaan orang lain, menghargai pendapat dan pembicaraannya, tidak memonopoli forum dan tidak pula egois serta dibutuhkan kedewasaan berpikir. Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Alqur’an :
Terjemahan :
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim diantara mereka". (QS. al-‘Ankabut : 46) (Departemen Agama RI, 2010 : 403)

c.    Metode Demonstrasi
Menurut Ismail SM (2008: 20), metode demonstrasi yaitu suatu metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada siswa, misalnya cara berwudhu atau shalat. Tujuan dan manfaat dalam penggunaan metode demonstrasi adalah dapat memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas dari pada hanya penjelasan lisan. Dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan secara cermat. Menghindari adanya verbalisme karena dalam metode ini, setelah melihat peragaan, kemudian siswa sendiri mencoba melakukannya.
d.   Metode Tanya-Jawab
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir (2006: 167) menjelaskan bahwa metode tanya-jawab adalah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab. Efektivitasnya lebih besar daripada metode lain. Karena dengan metode tanya jawab, pengertian dan pemahaman dapat diperoleh lebih manfaat. Sehingga segala bentuk kesalahpahaman dan kelemahan daya tangkap terhadap pelajaran dapat dihindari semaksimal mungkin.
Metode tanya jawab digunakan sebagai upaya untuk meninjau pelajaran yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian tentang jumlah kemajuan yang telah dicapai, sehingga dapat melanjutkan pelajaran berikutnya. Kebaikan penggunaan metode tanya jawab adalah situasi kelas lebih hidup, dapat melatih keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya, dapat membangkitkan kreativitas minat siswa agar lebih aktif dan bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
e.    Metode Pemberian Tugas (Resitasi) 
       Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses pembelajaran melalui pemberian tugas tertentu oleh guru untuk dikerjakan oleh siswa, kemudian tugas tersebut dipertanggung-jawabkan. Dengan demikian, diharapkan agar siswa belajar secara bebas tapi bertanggung-jawab. Sehingga dapat berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi kesulitan-kesulitan itu. Dalam hal ini tugas yang diberikan berkaitan dengan pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya sebagai bentuk penguasaan dan evaluasi terhadap materi yang diajarkan oleh guru (Daradjat, 2004: 298).


DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah, dkk. 2004. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Ed. 2, Cet. 3. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Terjemahnya: Edisi Tahun 2002, Cet. I. Jakarta: Darus Sunnah.
Dimyati, dkk. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: RaSAIL Media Group.
Jalaluddin dan Usman Said. 1994. Filsafat Pendidikan Islam, Konsep dan Perkembangan Pemikirannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kosim LA, Muhammad. 2012.  Analisis Filosofis Metoda dan Alat Pendidikan dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam, Dalam http://makalahkuliah.com/
Malik, Muhammad Iqbal. 2012. Metode Pendidikan Dalam Perspektif Alqur’an Surat an-Nahl Ayat 125, Dalam http://muhammadiqbalmalik.blogspot.com/
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Putra Grafika.
Mulkhan, Abdul Munir. 1993. Paradigma Intelektual. Yogyakarta: SI Pers.
al-Nadwi, Abu al-Hasan. 1974. Nahwu al-Tubiyah al-Islamiyah al-Hurroh. Qohirah: Al-Mukhtar al-Islami.
Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputat Pers.
Ramayulis. 2008. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Ramayulis dan Samsul Nizar. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sahabuddin, Azmi. 2011. Metode Belajar Perspektif Psikologi dan Alqur’an, Dalam http://azmisahabudin.wordpress.com/
Sardiman, A. M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. VII. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Taufik, Sidik Rilman. Motivasi Belajar, Dalam http://pesantrenalihsanbe.or.id/
Tim Cafe Motivasi. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Dalam http://cafemotivasi.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar