TUGAS
INDIVIDU
MATA KULIAH : FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM
DOSEN PEMBIMBING : MUH.
HIDAYAT, M. Phil
Pendidikan Homeschooling | |||
STAI–DDI MAJENE
T.
A. 2012 / 2013
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat
dan hidayah-Nya-lah, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula
Shalawat serta salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW sebagai
"Uswatun Hasanah" bagi dunia pendidikan Islam.
Makalah yang berjudul “Pendidikan Homeschooling” ini sengaja saya susun sebagai tugas
individu sekaligus sebagai bahan diskusi pada tatap muka perkuliahan FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM. Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pembuatan makalah ini.
Akhirnya, saya sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini tak luput
dari segala kekurangan dan keterbatasan baik dari segi penulisan maupun isi di
dalamnya. Untuk itu, saya sangat mengharapkan saran ataupun kritik yang
bersifat membangun dari berbagai pihak terutama dari Dosen Pembimbing yang
bersangkutan, demi kesempurnaan pembuatan makalah-makalah selanjutnya.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
diri saya pribadi, Amien… !!!
Minallahil Musta'an Wa'alaihit Tiklan
Majene, 1 Januari 2013
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki oleh
setiap orang. Karena melalui pendidikan seseorang memperoleh informasi dan
pengetahuan yang nantinya dapat digunakan dan diterapkan pada kehidupannya.
Banyak orang beranggapan bahwa pendidikan hanya bisa diperoleh di
sekolah formal. Padahal pendidikan di sekolah formal tidak sepenuhnya bisa
memberikan apa yang diharapkan orang tua terhadap anaknya. Pendidikan formal
sering kali memberikan rasa jenuh kepada anak, jam pelajaran yang berlebihanlah
yang mungkin menjadi penyebabnya. Jika UNESCO mensyaratkan 800-900 jam
pelajaran per tahun untuk SD, Indonesia justru memberlakukan 1.400-an jam per
tahun. Jika demikian anak akan merasa bahwa belajar itu tidak menyenangkan.
Selain itu nilai-nilai moral, iman dan taqwa, dan pendidikan yang bermutu
sering kali meskipun sudah diberikan di sekolah akan tetapi masih banyak
menciptakan generasi bangsa yang yang tidak bermoral dan tidak berakhlak baik.
Hal ini ditunjukkan dari banyaknya generasi-generasi muda yang melakukan
tindakan-tindakan yang tidak baik seperti tawuran, membolos, menggunakan
obat-obatan terlarang, membentuk geng-geng motor yang anarkis.
Dari bentuk kekecewaan orang tua tersebut diatas maka muncul ide-ide
dari orang tua untuk memberikan pendidikan untuk anaknya di rumah. Pendidikan
ini biasa disebut homeschooling. Tetapi apakah benar homeschooling ini
benar-banar bias menjadi alternatif pendidikan untuk solusi diatas?
Untuk itu pada makalah ini akan dibahas mengenai homeschooling sebagai
pendidikan alternatif untuk anak.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apakah homeschooling merupakan solusi pendidikan alternatif untuk anak?
2.
Mengapa homeschooling menjadi solusi pendidikan alternatif untuk anak?
BAB II
PEMBAHASAN
A. HOMESCHOOLING
1. Pengertian homeschooling
Banyak pengertian mengenai homeschooling, dan berikut ini adalah
beberapa pengertian menganai homeschooling, antara lain:
a)
Homeschooling (Sekolah rumah), menurut Direktur Pendidikan Masyarakat
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Ella Yulaelawati, adalah proses
layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang
tua atau keluarga dan proses belajar mengajar pun berlangsung dalam suasana
yang kondusif.
b) Homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya.
b) Homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya.
c)
Homeschooling or homeschool (also called home education or home learning) is
the education of children at home, typically by parents but sometimes by
tutors, rather than in a formal setting of public or private school.
2. Jenis-jenis homeschooling
Dalam penerapannya ternyata homeschooling dibagi menjadi 3 jenis, adapun
jenis-jenis tersebut antara lain:
a)
Homeschooling tunggal, merupakan homeschooling yang hanya melibatkan orang tua
dalam satu keluarga dan tidak bergabung dengan keluarga lainnya. Pada
homeschooling tunggal peran orang tua sangatlah penting sebagai
pembimbing,teman belajar ataupun penilai. Homeschooling ini memiliki tingkat fleksibilitas
yang tinggi karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
b)
Homeschooling Majemuk, dilaksanakan oleh dua keluarga atau lebih untuk kegiatan
tertentu, sedangkan kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua
masing-masing. Homeschooling ini dapat merangsang insting sosial anak karena
melibatkan anak-anak lain. anak akan terpacu pula untuk berkompetisi sehingga
akan timbul semangat untk bersaing untuk berprestasi menjadi yang lebih baik
akan tetapi tetap positif.
c)
Homeschooling Komunitas, merupakan gabungan beberapa homeschooling majemuk yang
menyusun dan menentukan silabus, RPP, bahan ajar, sarana, serta jadwal
pembelajaran. Peserta didik yang mengikuti homeschooling komunitas memiliki
ruang gerak sosialisasi yang lebih luas dibandingkan dengan homeschooling
lainnya.
3. Kurikulum
Banyak kurikulum yang dapat di jadikan acuan bagi orang tua, akan tetapi
keputusan penuh berada pada orang tua. Orang tua dapat menggunakan kurikulum
Depdiknas ataupun kurikulum international yang sudah banyak keberadaannya. Akan
tetapi meskipun sudah banyak kurikulum yang ada orang tua tidak bisa sepenuhnya
mengikuti salah satu kurikulum tanpa memperhatikan kemampuan dan kemauan anak.
Kurikulum tetap harus dikondisikan sesuai dengan kemampuan dan kemauan anak
agar tetap berjalan lancar.
4. Kelemahan dan kelebihan homeschooling
Pada dasarnya tidak ada satupun model pendidikan yang sempurna. Begitu
pula homeschooling, model pendidikan ini juga tidaklah sempurna dan memiliki
kelemahan maupun kelebihan,yaitu:
a)
Kelebihan Homeschooling
1)
Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk mengembangak kreativitasnya dengan
susasana yang nyaman tanpa ada tekanan.
2)
Melindungi anak dari NAPZA, pengaruh-pengaruh buruk seperti pergaulan yang
menyimpang.
3) Lebih disiapkan untuk kehidupan nyata .
3) Lebih disiapkan untuk kehidupan nyata .
4)
Membelajarkan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi dan lingkungan social.
5)
Memberikan peluang berinteraksi dengan teman sebaya di luar jam belajarnya.
6)
Pelajaran yang akan dipeljari dapat diatur sesuai kebutuhan anak dan kondisi
keluarga.
b) Kelemahan Homeschooling
1)
Membutuhkan tanggung jawab orang tua yang besar karena banyak menyita waktu
orang tua dalam pelaksanaannya, sehingga bagi orang tua yang memiliki pekerjaan
yang sibuk akan sulit mengonrol dan melaksanakan homeschooling.
2)
Dapat timbul ketergantungan pada anak terhadap orang tuanya.
B. SEJARAH HOMESCHOOLING DI INDONESIA
Tidak dapat diketahui persis kapan homeschooling masuk ke Indonesia,
akan tetapi ternyata sejak dulu homeschooling sudah diterapkan di Indonesia. Ki
Hajar Dewantara dan K. H. Agus Salim merupakan orang yang telah menerapkan homeschooling.
Ki Hajar Dewantara memiliki ide untuk menjadikan rumah sebagai tempat
sekolah. Bahkan dalam buku yang berjudul Karja Ki Hadjar Dewantara, bagian I:
pendidikan yang diterbitkan oleh Madjelis Luhur persatuan Taman Siswa pada
tahun 1962 tertulis pada salah satu artikel bahwa tiap-tiap orang djadi Guru;
tiap-tiap Rumah djadi Perguruan!.
Selain Ki Hajar Dewantara ada pula K. H. Agus Salim yang sudah
menerapkan homeschooling pada anaknya. Anak-anak K. H. Agus Salim tidak di
sekolahkan melainkan dididik sendiri olehnya. Bahkan bukan hanya membaca,
menulis, berhitung, belajar kesnian dan lainnya yang diajarkan, tapi juga
berbagai bahasa asing.
C. HOMESCHOOLING SEBAGAI PENDIDIKAN
ALTERNATIF UNTUK ANAK
Kenyataan bahwa pendidikan formal tidak bisa memberikan apa yang
diharapkan oleh orang tua menjadikan homeschooling sebagai solusi pendidikan
alternatif bagi orang tua yang menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan
sesuai dengan yang diharapkan. Banyak beberapa pertimbangan bagi orang tua yang
masih ragu untuk memilih homeschooling sebagai pendidikan anaknya, antara lain:
1. Sistem belajar dilakukan dan diawasi
sendiri oleh orang tua
Orang tua yang cenderung khawatir
terhadap pengaruh negatif pergaulan anak dan tidak puas dengan kinerja sekolah
formal dapat memilih homeschooling sebagai solusi . Hal ini dikarenakan
homeschooling merupakan pendidikan yang pada pelaksanaannya dilakukan sendiri
oleh orang tua. Sehingga orang tua dapat memantau secara langsung perkembangan
anak. Akan tetapi dengan catatan bahwa segala sesuatu yang terkait dengan
pelaksanaan homeschooling menjadi tanggung jawab penuh orang tua.
2. Kegiatan belajar flexibel
Nama sekolah rumah atau homeschooling bukan berarti kegiatan belajar sepenuhnya
dilaksanakan dirumah. Kegiatan belajar dapat diatur atau dikondisikan sesuai
dengan kebutuhan anak dan orang tua. Kegiatan belajar dapat dilakukan di
maanpun dan kapanpun orang tua atau peserta didik mau. Misalnya pada saat orang
tua akan pergi ke kantor pos untuk mengirim surat, pada saat itu pula orang tua
dapat mengajarkan berbagai hal kepada anak seperti tata cara menulis surat yang
baik, bahasa yang baik untuk menulis surat, langkah-langkah untuk mengirimkan
surat, dan masih banyak yang lainnya.
3. Perkembangan psikologis anak
Banyak orang tua mengkhawatirkan dampak psikologis home schooling
seperti kurangnya sosialisasi anak dengan temannya. Padahal sebenarnya orang
tua tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut, karena seperti yang telah dikemukakan
pada bagian atas bahwa home schooling memiliki 3 jenis. Dan 2 dari 3 jenis home
schooling tersebut merupakan jenis homeschooling yang pelaksanaannya dilakukan
bersama-sama dengan keluarga lain. sehingga dampak buruk psikologis dapat
ditanggulangi dengan kedua jenis home schooling tersebut. Orang tua yang
memiliki anak yang sama-sama mengikuti home schooling dapat bekerja sama untuk
sesekali mengumpulkan anaknya dalam kegiatan belajar bersama di suatu tempat
yang sesuai dengan materi apa yang akan diajarkan.
4. Tersedianya sarana yang lengkap di lingkungan
Tersedianya sarana memang penting untuk diperhatikan mengingat tanpa
adanya sarana yang lengkap maka jalanya proses kegiatan belajar akan terhambat.
Dan yang menggembirakan perkembangan homeschooling pada saat ini juga diikuti
dengan perkembangan fasilitas di dunia nyata. Fasilitas tersebut antara lain
fasilitas pendidikan (perpustakaan, museum, lembaga penelitian), fasilitas umum
(taman, stasiun, jalan raya), fasilitas sosial (taman, panti asuhan, rumah
sakit), fasilitas bisnis (mall, pameran, restoran, pabrik, sawah, perkebunan),
dan fasilitas teknologi dan informasi (internet dan audivisual).
5. Pengakuan pemerintah terhadap Homeschooling
Homeschooling bukanlah pendidikan yang berdiri sendiri tanpa di akui
oleh pemerintah. Homeschooling merupakan pendidikan yang mendapatkan pengakuan
dari pemerintah hal ini dibuktikan dengan peserta homeschooling bisa
mendapatkan ijazah oleh diknas. Ijazah tersebut bias didapat dengan mengikuti
ujian kesetaraan. Selain itu pihak yang melaksanakan homeschooling harus
proaktif dengan melapor pada dinas setempat agar dicatat.
Melihat beberapa pertimbangan di atas maka sepantasnya layak jika
homeschooling dijadikan solusi pendidikan alternative untuk anak. Akan tetapi
semuanya kembali pada pemikiran masing-masing orang tua, apakah percaya bahwa
dengan homeschooling anak dapat menjadi pribadi yang lebih baik ketimbang bila
di sekolahkan di sekolah formal.
BAB III
P E N U T U P
A. KESIMPULAN
Dengan adanya ketidak puasan akan sekolah formal, kekhawatiran orang tua
akan pergaulan anak, beberapa pertimbangan seperti sistem belajar dilakukan dan
diawasi sendiri oleh orang tua, kegiatan belajar flexible, perkembangan
psikologis anak, tersedianya sarana yang lengkap di lingkungan, dan pengakuan
pemerintah terhadap homeschooling maka dapat diambil kesimpulan bahwa
homeschooling merupakan solusi pendidikan alternatif untuk anak. Akan tetapi
untuk keputusan semuanya dikembalikan lagi pada orang tua masing-masing anak.
B. IMPLIKASI
Bagi orang tua yang masih ragu untuk memilih homeschooling sebagai
pendidikan alternatif untuk anak, sebaiknya benar-benar mempertimbangkannya
matang-matang. Karena keputusan yang akan diambil adalah penentu bagi masa
depan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Kembara Maulia D, Homeschooling, Bandung: Progressio, 2007.
en.wikipedia.org/wiki/Homeschooling
http://www.pnfi.depdiknas.go.id/publikasi/edisi/20080115131519/Januari-2008--Program-PNFI-Makin-%60Membumi%60.html">Januari 2008 | Program PNFI Makin "Membumi"
http://erura.blogspot.com/2010/03/makalah-homeschooling-sebagai.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar