MATA KULIAH : KAPITA
SELEKTA PAI
NAMA DOSEN : MUH. SAUPA ASAD, M.pd.I
STRATEGI
PEMBANGUNAN PAI
DALAM
UPAYA MENGANTISIPASI PERKEMBANGAN IPTEK
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
1.
RUSMAN : 09. 11. 0027
2.
JANUARIS : 09. 11. 0025
3.
HAMZAH JAYA : 09. 11. 0026
4.
JUFRIAH : 09. 11. 0028
5.
RITA : 10.
11. 00
SEMESTER
VII / S1. PAI
STAI-DDI MAJENE
T.
A. 2012 / 2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan,
sumber inspirasi dan motivasi dalam membangun pendidikan Islam di masa sekarang.
Makalah
yang berjudul “Strategi Pembangunan PAI dalam Upaya Mengantisipasi Perkembangan IPTEK”
ini, sengaja kami susun untuk dijadikan
sebagai bahan diskusi pada tatap-muka perkuliahan “KAPITA SELEKTA PAI”.
Kami
sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini tak luput dari segala kekurangan
dan keterbatasan, baik dari segi penulisan maupun isi di dalamnya. Untuk itu,
kami sangat mengharapkan kritik ataupun saran yang bersifat membangun,
khususnya dari dosen pembimbing, demi kesempurnaan pembuatan makalah-makalah
selanjutnya.
Akhirul
Kalam, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat dan membawa hikmah buat kita semua,
terutama bagi diri kami pribadi, Amien … !!!
Minallahil
Musta’an Wa’alaihit Tiklan.
Majene, 26 September 2012
Penyusun,
( KELOMPOK V )
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menyoroti
problematika pendidikan di negara kita dewasa ini, jelas bukan persoalan yang
sederhana, untuk itu diperlukan data yang akurat. Padahal sangat sulit bagi
kita semua untuk memperoleh data yang akurat. Kesalahan data dapat
mengakibatkan kesalahan analisis, dan dengan begitu pembicaraan kita menjadi
tidak relevan.
Namun
demikian, masalah pendidikan bukan masalah yang berdiri sendiri. Pendidikan
dapat dinyatakan sebagai “persimpangan jalan” antara perkembangan sosial
budaya, termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan bukan
sesuatu yang bebas. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.
Ia dapat memberi tetapi sekaligus ia juga menerima. Ia menghasilkan tetapi juga
dihasilkan. Oleh karena itu, di dalam pendidikan ada kecenderungan tidak hanya
terbatas untuk menghasilkan perilaku individu, tetapi berangsur berevolusi ke
arah tujuan sosial.
Tuntutan Agama
Islam sejak awal penyebarannya di dunia ini telah mengajak dan mendorong umat
manusia agar bekerja keras dan mencari kesejahteraan hidup di dunia dan
akhirat. Kerja keras inilah yang mendorong ke arah perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pembangunan PAI ?
2. Bagaimana cara Menghadapi tantangan dampak-dampak
Iptek modern ?
3. Bagaimana strategi pembangunan PAI dalam upaya
mengantisipasi perkembangan Iptek ?
4. Bagaimana pula strategi pendidikan Islam
dalam perspektif global ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Strategi
menurut bahasa berarti cara berpikir, ilmu, metode dan siasat. Sedangkan
menurut istilah strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber
daya manusia untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu. Strategi pembangunan
pendidikan Agama Islam merupakan suatu cara untuk membangun dan meningkatkan
pendidikan Agama Islam berdasarkan tuntunan Agama Islam agar dapat bertahan dan mampu
menjawab tantangan perkembangan jaman dengan mengambil sisi positif yang ada di
dalamnya.
Pendidikan
agama Islam sebagai salah satu pendukung utama sistem pendidikan nasional dalam
rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia, memberi warna bagi peningkatan
iman dan taqwa (IMTAQ) dalam upaya mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dewasa ini. Keseimbangan antara kemajuan IPTEK dan IMTAQ
diharapkan menghasilkan cendekiawan muslim yang memiliki rasa tanggung jawab
dunia dan akhirat. Kemajuan IPTEK yang dilepaskan dari dimensi agama ataupun
sebaliknya, berkecenderungan pada apa yang disinyalir oleh Einstein dalam
ucapannya yang termasyhur : "Science without religion is blind, religion
without science is lame" (ilmu tanpa agama itu buta, sedangkan agama tanpa
ilmu akan menjadi lumpuh).
Pendidikan
agama Islam mengandung arti yang luas, karena tidak hanya menyangkut pendidikan
dalam arti pengetahuan, namun juga pendidikan dalam arti kepribadian.
Pendidikan dalam arti pengetahuan tidak akan ada artinya kalau tidak melibatkan
pendidikan kepribadian, karena pendidikan agama tidak cukup diukur pada ranah
kognitif semata, namun juga melibatkan ranah afektif dan psikomotorik.
Pendidikan Agama Islam justru diharapkan mampu merasuk ke dalam penghayatan,
sehingga sikap dan tingkah laku si penganut agama akan sejalan dengan
pengetahuan keagamaan yang dimilikinya.
B. MENGHADAPI TANTANGAN DAMPAK-DAMPAK IPTEK MODERN
Munculnya globalisasi juga telah menambah masalah baru
bagi dunia pendidikan. Bagaimana tidak, di satu sisi sistem pendidikan yang
diterapkan harus berimplikasi pada pemupukan nasionalisme peserta didik. Namun
di sisi lain hajat pemenuhan kebutuhan pendidikan global harus ditunaikan, agar
para lulusannya dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat
global. Bahkan dewasa ini, dalam dunia pendidikan berkembang sebuah pemikiran
tentang pentingnya merubah paradigma pendidikan, karena pendidikan yang ada
sekarang dipandang belum mampu mengantarkan murid menjadi manusia yang
sesungguhnya. Pendidikan yang seharusnya diartikulasikan sebagai upaya
memanusiakan manusia, justru mengarah pada dehumanisasi (tidak
berprikemanusiaan), sehingga manusia seperti kehilangan arah dan tujuan hidup,
serta semakin teralienasi dari hakikat kemanusiaannya, karena pendidikan hanya
dimaknai tidak lebih hanya sebagai transmisi pengetahuan, maka murid gagal
menerapkan pengetahuannya di tingkat praksis kehidupan nyata.
Oleh karena
itu, sangat penting untuk selalu mempertahankan pendidikan Islam, apalagi di
zaman era globalisasi sekarang ini yang selalu mengombang-ambingkan arah dan
tujuan manusia dalam kehidupannya. Jika sistem pendidikan tidak berlandaskan
pada iman dan ilmu, maka tidak akan mampu merealisasikan kebahagiaan hidup manusia
dengan sempurna, karena Islam tampil sebagai suatu bentuk intelektual dan
spiritual baru yang merupakan hasil perpaduan antara al-Qur’an dan
peradaban-peradaban manusia, sementara ilmu dan iman menjadi proses utamanya
dalam pendidikan Islam. Islam sangat berhubungan erat dengan pendidikan.
Hubungan antara keduanya bersifat organis fungsional, pendidikan berfungsi
sebagai alat untuk mencapai tujuan Islam, dan Islam menjadi kerangka dasar
pengembangan pendidikan Islam, serta memberikan sistem nilai untuk
mengembangkan berbagai pemikiran tentang pendidikan Islam.
Dengan sistem
seperti ini, pendidikan akan mampu merealisasikan ketenangan dan kemantapan
jiwa anak didik serta menghormati kepribadian secara individual. Islam sebagai
ajaran yang datang dari Allah SWT, sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai
pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia, sehingga menjadi
manusia yang sempurna. Islam sebagai agama yang universal juga telah memberikan
pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan bahagia yang pencapaiannya
bergantung pada pendidikan, karena pendidikan merupakan kunci penting untuk
membuka jalan bagi kehidupan manusia.
C. STRATEGI PAI DALAM UPAYA
MENGANTISIPASI PERKEMBANGAN IPTEK
Pertama, bahwa
Pembangunan Nasional kita yang berhakikat bersasaran jangka panjang untuk
membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia adalah
Strategi pembangunan yang bersifat Integralistik kolosal, meliputi segala
bidang kehidupan bangsa, termasuk kehidupan beragama.
Bangsa Indonesia berwatak sosialistik-religius
bercita–cita meraih kehidupan yang seimbang, serasi dan selaras antara
kehidupan batiniah, mental spritual dengan kehidupan lahiriah, fisik materiil,
dimana nilai-nilai keagamaan menjadi dasar atau sumber motivasinya.
Tuntunan agama Islam pada khususnya, sejak awal
penyebarannya di dunia ini telah mengajak dan mendorong umat manusia agar
bekerja keras mencari kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagian di akhirat
secara simultan. Antara etos kerja keras untuk duniawi dan ukhrawinya tidak
boleh dipisahkan, melainkan menjadi etos kerja yang terintegrasikan, yang satu
sama lain saling berkaitan secara kontinyu, termasuk etos ilmiah yang mendorong
ke arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedua, Sumber
motivasi dari al-Qur’an. Jika kita pelajari secara mendalam berbagai ayat kitab
suci al-Qur’an seperti yang tercantum dalam surah Ali-Imran, Surah Saba’, Surah
Ar-Rahman, dan sebagainya maka dapat kita temukan perintah atau ajakan Allah
untuk berfikir secara kritis, analistis, dan sintetis tentang ciptaan Allah di
langit dan di bumi dan di kawasan planet dengan kandungan isi kejayaannya.
Berfikir atau memikirkan tentang fenomena ciptaan Allah tersebut harus
dibarengi dengan zikir kepada-Nya (Qs.Ali Imran :190-191).
Menurut Prof. Afzalulrrahman, Al-Qur'an adalah sumber
ilmu pengetahuan dan teknologi. Maurice Bucaille salah seorang dokter bedah
prancis ia mengatakan “Bahwa kitab suci Al-Qur'an mengajak memperdalam sains.
Al-Qur'an memuat berbagai macam pemikiran tentang fenomena alam dengan
perencanaan yang menerangkan hal–hal yang secara pasti cocok dengan sains
modern.
Ketiga, Pendidikan
Islam yang tugas pokoknya menelaah dan menganalisis serta mengembangkan
pemikiran, informasi, dan fakta-fakta kependidikan yang sebangun dengan
nilai-nilai ajaran Islam harus mampu mempertengahkan perencanaan
program-program kegiatan-kegiatan operasional kependidikan terutama yang
berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan Iptek modern dalam bidang
kehidupan sosial dan keagamaan umat.
Strategi
pendidikan Islam dalam menghadapi tantangan modernisasi berkat kemajuan Iptek
itu mencakup ruang lingkup sebagai berikut :
1. Motivasi kreativitas anak didik ke arah pengembangan
IPTEK itu sendiri, dimana nilai-nilai islami menjadi sumber acuannya.
2. Mendidik keterampilan memanfaatkan produk IPTEK bagi
kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
3. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan
IPTEK, dan hubungan yang akrab dengan para ilmuwan yang memegang otoritas IPTEK
dalam bidang masing-masing.
4. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan
masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran agama dari
sumber-sumbernya yang murni kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.
Sebagaimana
firman Allah SWT berikut ini mengajak ke arah sikap dan ketajaman wawasan
tersebut :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q. S.
Al-Hasyr : 18)
Pada akhirnya
strategi pendidikan Islam dalam mengantisipasi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, adalah terletak pada kemampuan menkonfigurasikan sistem nilai
islami yang akomodatif terhadap aspirasi umat Islam untuk berpacu dalam
kompetisi bidang IPTEK di satu pihak dan di lain pihak kemampuan psikologis
serta paedagogis yang berdaya kreatif untuk mentransfer IPTEK modern itu
sendiri.
D.
STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF GLOBAL
Memasuki era globalisasi berarti masuk
ke dalam sistem dunia dan modernisasi yang konsekuensinya harus menghadapi arus
perubahan yang begitu cepat dan sulit diprediksi. Perubahan sosial tersebut
diwarnai oleh beberapa hal:
1. Benturan nilai, budaya, dan agama di
seluruh dunia yang berdampak pada pergeseran nilai. Nilai-nilai lama akan
dipertanyakan kembali dan muncul nilai-nilai baru melalui proses sintesa atau
anti-tesa ketika berhadapan dengan
nilai-nilai lain.
2. Tuntutan liberalisasi dalam berbagai
bidang kehidupan (ideologi, politik,
ekonomi, sosial, dan agama), yang berimplikasi semakin kuatnya tuntutan
pengakuan atas pluraritas pandangan hidup sejalan dengan semakin pluralnya
kehidupan.
3. Tuntutan kompetisi dalam berbagai
bidang kehidupan baik pada skala nasional, regional maupun internasional dimana
dalam proses kompetisi ini akan muncul pihak-pihak yang dominan yang akan
mempengaruhi bahkan bisa mendikte pihak lain yang
lemah.
Ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi problem besar
tersebut, antara lain:
- Peningkatan Kualitas SDM
Agenda utama pendidikan haruslah pada pengembangan dan peningkatan kualitas
SDM baik ditinjau dari nilai ekonomis maupun nilai insani. Nilai ekonomis ialah
menjadikan manusia lebih produktif dan nilainya lebih tinggi secara ekonomis,
yang diperoleh melalui penguasaan ilmu dan teknologi. Nilai insani berupa nilai
tambah budaya dan iman taqwa yang menjadikan manusia lebih tinggi harkat dan
martabat kemanusiaannya melalui pendidikan yang sinergis antara pendidikan
agama dan ilmu pengetahuan non agama.
Dengan kesadaran semacam itu diharapkan memotivasi peserta didik untuk
lebih maju dalam rangka kompetisi secara sehat dengan bangsa-bangsa
lain. Itu juga dimaksudkan agar peserta didik siap menghadapi tugas kehidupan
masa depan, yang meliputi tugas pokok yaitu: 1) untuk dapat hidup (to
make a living), 2) untuk mengembangkan kehidupan yang bermakna (to
lead a meaningful life), dan 3) untuk turut memuliakan kehidupan (to
ennoble life). Tiga tugas pokok ini relevan dengan konsep realisasi
diri sebagai tujuan pendidikan Islam.
- Gerakan Pendidikan Nilai
Pembangunan watak bangsa (character building) merupakan hal yang
penting dilakukan dalam upaya menegakkan moralitas. Untuk itu, perlu ditekankan
gerakan pendidikan nilai yang berkesinambungan, dengan didukung semua elemen baik
pemerintah, institusi, dan masyarakat luas, diharapkan terbentuk kultur
masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dan tercipta pula simbiosis
mutualis antara budaya dan pendidikan. Dengan demikian tercapailah
tujuan luhur pendidikan mencetak generasi insan kamil mardhatillah.
-Pengembangan
pendidikan Islam
Untuk itu, perlu dipertegas kembali strategi baru pengembangan pendidikan
Islam dari berbagai aspek komponen penunjang pendidikan, yaitu:
1)
Dari segi visinya, harus mampu menyesuaikan dengan visi pendidikan nasional
yang mengarahkan agar mampu berkompetisi di era global,
2)
Dari segi misinya, yaitu harus menghidupkan kembali tradisi ilmiah islami,
3)
Dari segi tujuannya, harus bertumpu pada aspek kognitif yang disertai
dengan pengamalan (to do), internalisasi (to be), dan untuk kepentingan
masyarakat (to life together),
4)
Dari segi kurikulumnya, harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku
disamping mengembangkan kurikulum sendiri,
5)
Dari segi pendidik, harus mampu melihat bahwa guru bukan satu-satunya
sumber informasi yang mutlak,
6)
Dari segi peserta didik, harus dilihat sebagai mitra dalam PBM,
7)
Dari segi PBM, harus berpusat pada siswa (student centris),
8)
Dari segi lingkungannya, harus melihat lingkungan sebagai faktor yang
mempengaruhi terjadinya kegiatan pembelajaran,
9)
Dari segi sarana dan prasarananya yang terdapat di masyarakat dapat
didayagunakan untuk kegiatan pendidikan secara maksimal,
10)
Dari segi manajemen pengelolaannya melalui pendekatan manajemen bisnis yang
bertumpu pada pelayanan yang memuaskan pelanggan (customer oriented),
11)
Dari segi pendanaannya yang harus sebanding dengan mutu layanan pendidikan
yang diberikan kepada peserta didik.
BAB III
P E N U T U P
A. KESIMPULAN
1. Strategi menurut bahasa berarti cara berpikir, ilmu,
metode dan siasat. Sedangkan menurut istilah strategi adalah ilmu dan seni
menggunakan semua sumber daya manusia untuk melaksanakan kebijaksanaan
tertentu. Strategi pembangunan pendidikan Agama Islam merupakan suatu cara
untuk membangun dan meningkatkan pendidikan Agama Islam
berdasarkan tuntunan Agama Islam agar dapat bertahan dan mampu menjawab tantangan perkembangan IPTEK dengan
mengambil sisi positif yang ada di dalamnya.
2. Tuntutan Agama Islam sejak awal penyebarannya di dunia
ini telah mengajak dan mendorong umat manusia agar bekerja keras dan mencari
kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Kerja keras inilah yang mendorong ke
arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Strategi pendidikan Agama Islam dalam upaya mengantisipasi
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebagai berikut :
a. Motivasi kreativitas anak didik ke arah pengembangan
Iptek itu sendiri, dimana nilai-nilai islami menjadi sumber acuannya.
b. Mendidik keterampilan memanfaatkan produk Iptek bagi
kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
c. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan
iptek, dan hubungan yang akrab dengan para ilmuwan yang memegang otoritas iptek
dalam bidang masing-masing.
d. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan
masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterprestasikan ajaran agama
dari sumber-sumbernya yang murni kontekstual dengan masa depan kehidupan
manusia.
4. Strategi pendidikan Islam dalam
perspektif global yang diwarnai oleh benturan nilai, tuntutan liberalisasi dan
kompetisi adalah dengan melalui peningkatan kualitas SDM, gerakan pendidikan
nilai, dan pengembangan pendidikan islam dari berbagai aspek komponen penunjang
pendidikan.
B. IMPLIKASI
Perkembangan
IPTEK semakin mengglobal hampir di semua aspek kehidupan, namun janganlah kita
terbawa arus jaman hingga mengorbankan harga diri agama kita. Semuanya harus
beriringan sejalan dengan tujuan hidup di dunia maupun akhirat, artinya jangan
sampai IMTAQ menjadi terkikis hanya karena pengaruh tersebut, tentunya hal itu
sebagai motivasi untuk bisa menyesuaikan diri dalam peradaban maju melalui
konsep ijtihad yang Islami di antara umat Islam dalam menyikapi hal-hal yang
tidak diinginkan dari pengaruh-pengaruh negatif perkembangan IPTEK, dan
Pendidikan Agama Islam harus berupaya melalui strategi yang nyata membangun
jalan yang harmonis dan saling menguntungkan di antara keduanya.
Wallahu A’lam Bish-Shawab
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Muzayyin, Prof., H., M. Ed., Kapita Selekta
Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi
Aksara, 2007
Furchan, Arief, Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia, Yogyakarta: Gama Media, 2004
Nata, Abuddin, Prof., DR., H., M. A., Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Ed. 1. Cet. 2., Jakarta: Kencana,
2011