Minggu, 17 September 2017

Kumpulan Puisi Penuh Hikmah: Langkah Kecil Sang Pemalu



Langkah Kecil Sang Pemalu
Oleh: Rusman Raymanda

Langkah kecil terayun dari kaki,
Kaki telanjang menuju bilik sekolah,
Sekolah tempatku belajar diri,
Diri terkesan dalam pasrah.

Dengan seragam kusut menyelimuti,
Menyelimuti badan tinggal tulang,
Tulang terasa berat terbebani,
Terbebani oleh pandangan sinis orang-orang.

Aku terus mengayun langkah,
Langkah kecil penuh malu,
Malu, merasa asing seperti benalu,
Benalu yang tumbuh dari rumput desa.

Tapi, aku punya otak cerdas,
Cerdas dalam berolah pikiran,
Pikiran yang melahirkan bakat tak terbatas,
Terbatasnya langkahku menuai keberkahan.

Langkah kecil sang pemalu,
Pemalu kini redup menjadi bangga,
Bangga dengan prestasi yang gemilang,
Gemilang pujian, mengharumkan namaku...

Majene, 12 April 2015

Kumpulan Puisi Penuh Hikmah: Sendiri Dalam Nestapa



Sendiri dalam Nestapa
Oleh : Rusman Raymanda

Sendiri...
Itulah takdirku kini,
Ayah-ibuku telah lama pergi,
Ku menanggung rindu tanpa henti,
Merangkul beban seperti anak tiri.
Sendiri...
Begitulah hidupku kini,
Bernafas dengan separuh hati,
Berjuang meraih asa dengan satu kaki,
Berkelana mencari ruang kasih.
Sendiri...
Meratap diri dari rumah panti,
Ragaku bernaung dalam asuhan sedekah,
Jiwaku berlindung pada berkah Ilahi,
Hatiku bercermin pada teladan Nabi.
Sendiri...
Menatap harap dalam nestapa,
Kuhibur diri dengan air mata doa,
Sebagai penjaga ayah-ibuku di surga,
Kukuatkan hati dengan iman,
Mencoba meraih mimpi-mimpi yang terlewatkan.
Dan kuyakin...
Selamanya tak harus merasa sendiri,
Kubasuh semangat dengan amal shaleh,
Kuhias harapan dengan ilmu pendidikan,
Kuluruskan langkah dengan akhlaqul karimah,
Kuikhlaskan diri untuk tetap tegar berdiri,
Menggapai hidup bahagia tanpa beban orang lain.

Rangas TamMalassu-Majene, 22 Maret 2015

Kumpulan Puisi Penuh Hikmah: Hanya Bunda



HANYA BUNDA
Oleh : Rusman Raymanda

Saat kumulai membuka mata,
Aku belum mengerti dunia,
Yang kulihat hanya belaiannya,
Yang terasa hanya sentuhannya.
Saatku mulai melebarkan mata,
Aku belajar mengerti dunia,
Yang kudengar hanya suaranya,
Yang kuingat hanya namanya.
Saatku telah membuai mata,
Aku telah mengerti dunia,
Yang terlihat hanya seorang wanita,
Yang kurasa dialah sang bunda.
Saatku telah beranjak dewasa,
Aku telah dimanja dunia,
Yang kudengar hanya doa-doanya,
Yang kurasa aku takut durhaka.
Saat Ia telah beranjak tua,
Aku yang telah mengerti bunda,
Yang kuratapi hanya kasih-sayangnya,
Yang kudalami hanya ketulusannya.
Saat kumulai menyadari semua,
Aku memohon restu bunda,
Berterima kasih atas segala yang tak terhingga,
Takkan bisa terbalas sepanjang masa. 
Dan bila saatnya kumulai menutup mata,
Aku yang harus mengerti dunia,
Yang kuingin bunda memaafkanku,
Yang kuharap berkah bunda menyertaiku,
Agar kuselamat sampai ke alam surga.

Rangas Tammalassu-Majene, 20 Februari 2015