Senin, 25 Agustus 2014

Kumpulan Puisi Kemerdekaan Indonesia Terbaik : Soekarno-Hatta



SOEKARNO-HATTA

Oleh: Rusman Raymanda

Dari taman sejarah bangsa,
Air mata pertiwi ikut mengalir,
Sebuah nisan harum bertabur mawar,
Sepasang nama tinggalkan Indonesia.
            Soekarno-Hatta,
            Patriot proklamator gemilang,
            Dengan semangat senjata bambu runcing,
            Ikut padamkan bara api bangsa.
17 Agustus 1945,
Buah pikirnya mengurai kata,
Dengan inspirasi garuda pancasila,
Lahirkan proklamasi Indonesia.
            Gejolak perang redalah sudah,
            Mari kibarkan sang saka merah-putih,
            Heningkan cipta bunga bangsa,
            Tapak tilas perjuangan patriot negara,
Setetes peluh pengorbanannya,
Terkenang di setiap senyum Indonesia,
Wahai kita sang tunas bangsa,
Mari bangun, teruskan perjuangannya.

Rangas TamMalassu-Majene, 11 Agustus 2006

Senin, 21 Juli 2014

Kumpulan Puisi Politik dan Pemilu Terbaik : Indonesia Baru



INDONESIA BARU
Oleh : Rusman Raymanda

Tersiar kabar dari pelosok,
Ribuan suara terdengar meriah,
Dari balik tirai berurai kisah,
Sebuah dilemma mencari dahaga,
Beradu harap sesosok pemimpin.
            Akhirnya waktu berdoa,
            Seseorang akan lahir kembali,
            Mengisi kekosongan pemandu negeri,
            Rakyat telah lama meratap,
            Tiada titik sejahtera datang menghampiri.
Indonesia baru…
Berharap akan ada bibit-bibit subur di negeri tandusku,
Berharap akan menetas telur-telur busuk politik,
Berharap akan ada metamorphosis pemerintahan bersih,
Berharap akan ada reinkarnasi keadilan sejati,
Berharap akan lahir sesosok pemimpin amanah.
            Yang akan menjadi pemegang hati nurani rakyat,
            Yang akan menjadi pengendali kemakmuran,
            Yang akan menjadi penggerak kemandirian,
            Yang akan menjadi penindas racun korupsi,
            Yang akan menjadi lambang kekuatan Indonesia.
Hanya waktu yang kan menjawab,
Merah-putih menanti sinar terang,
Menunggu hati rakyat menang,
Berurai titik nadir benderang.
            Dan sang garuda akan siap terbang,
            Mengabarkan suka sepenuh nusantara,
            Mengepakkan salam Indonesia raya,
            Seraya bersiul ceria mengangkasa…
“Indonesia bhinneka tunggal ika”
Indonesia harus tetap merdeka,
Merdeka dari budaya korupsi,
Merdeka dari candu luar negeri,
Merdeka dari kebodohan dan kemiskinan,
Merdeka dari segala-galanya,
Sekali merdeka tetap merdeka !
Insya Allah…
Indonesia baru, datang bersambut.

Rangas TamMalassu-Majene-Sulawesi Barat, 19 April 2014

Kumpulan Puisi Untuk Palestina : Rintihan Palestina

RINTIHAN PALESTINA
Oleh : Rusman Raymanda


Dari bilik kecil Timur Tengah,
Dari sudut negeri yang tak pernah lengah,
Suara perang terus bergema,
Menguak darah di ujung senjata.

Air mata kecil merintih,
Wanita-wanita lemah ikut menggerah,
Laskar jihad menengadah,
Bertaruh nyawa dalam pasrah.

Syahadat terus berguguran,
Teriring tauhid bersahutan,
Dzikir terus bergerak,
Melawan serangan peluru yang mendesak.

Bom terus menelan jiwa-jiwa,
Menusuk-nusuk jantung iman,
Perih airmata Gaza bersabda,
Memohon mukjizat keadilan.

Rintihan Palestina ....
Kau teguhkan hatimu sekokoh benteng,
Kau kuatkan jiwamu sekeras baja,
Kau lantangkan semangatmu setinggi gunung,
Kau lapangkan dadamu seluas samudera,
Kau bangunkan nafasmu seindah surga.

Meski langit terus menyala,
Meski api terus membara,
Kau kubur hidup-hidup ketakutanmu tanpa gentar,
Kau nisankan keberanianmu demi tanah air.

Meski air mata terus mambasahi,
Meski darah terus mewarnai,
Kau terus mendamba negeri kuasa,
Tetap yakin akan merdeka,
Berjuang menuntut damai sejati.

Kau tadarruskan ikhtiar sampai akhir,
Sampai di batas fajar takdir,
Sampai hikmah tawakkal menyala-nyala,
Di antara nur keikhlasan yang bermuara.

Bendera keadilan-Nya kan berkibar,
Memihak kepada yang benar,
Mengutuk musuh-musuh yang tak kenal iba,
Kemenangan pasti kan datang bernyawa.

Rangas TamMalassu, Kab. Majene-Sulawesi Barat
17 Juli 2014
(19 Ramadhan 1435 H)


Kamis, 03 Juli 2014

Kumpulan Puisi Perpisahan di Sekolah Terbaik : Bingkisan Perpisahan, Kenangan Bersamamu, Air Mata Penuh Arti, Dalam Perpisahan, dan Akhir Sebuah Perpisahan



BINGKISAN PERPISAHAN
 Oleh : Rusman Raymanda

Kutatapi lorong-lorong masa lalu,
Saat mentari terbit pagi,
Sekilas raut muka guruku,
Menjadi renungan di kala hari.
            Engkau begitu berarti bagiku,
            Kau terangi kegelapan hidupku,
            Kau tumbuhkan bakat dalam diriku,
            Kau tuliskan cita-cita di setiap langkahku.
Dalam perpisahan ini …
Kuingin menatapi wajahmu,
Kuingin memetik sebuah arti,
Segala perjuangan, pengorbanan dan kasih sayangmu.
            Tak kuasa ku membalas semuanya,
            Tak kuasa ku menahan air mata,
            Terima kasih, tulus kami sembahkan,
            Atas segala yang kau berikan.
Hanya bingkisan perpisahan ini …
Yang bisa kupersembahkan,
Suara hati tulus kami,
Sebuah puisi, terima kasih untuk guru.

Rangas TamMalassu-Majene, 9 Juli 2005
“Persembahan untuk semua guru-guruku tercinta dari SD, SMP, SMA, PKBM, LPK sampai PT, juga kepada guru ngajiku yang terhormat. Semoga mereka semua diberi kesehatan dan kesuksesan bagi yang masih hidup, dan semoga mereka diberikan cahaya di alam kubur atas jasa-jasanya yang terus mengalir di hidupku, Aamiin … !!!”

_______________________________________________________

KENANGAN BERSAMAMU
 Oleh : Rusman Raymanda

Diantara bilik, ruang sekolahku,
Di sela-sela terali hidupku,
Tersimpan seribu bayangan,
Semasa hidupmu disini,
Di kursi depanmu …
            Engkau …
            Sinari ruang gelapku,
            Mengitari akal budiku,
            Dari semua bimbinganmu,
            Penuh arti masa depanku.
Kutatapi …
Papan tulis bergores putih,
Lembaran-lembaran kertas bertulis hitam,
Dan gema suaramu yang terlukis indah,
Diantara langit-langit, ruang sekolahku.
            Sejarah dengan engkau mahaguru,
            Takkan terhapus oleh waktu,
            Bagai legenda kenangan bersamamu,
            Sampai akhir masa.

Rangas TamMalassu-Majene, 9 Juli 2005

#####################################################################################


AIR MATA PENUH ARTI
 Oleh : Rusman Raymanda

Dalam perpisahan ini,
Kau aliri air mataku,
Dengan kenangan yang berarti,
Dalam hidup dan masa depanku.
            Aku berdiri disini,
            Menatap setengah mimpi,
            Mengenang semua bimbinganmu,
            Menyatu dalam sebuah ilmu.
Bakat yang terpendam jauh,
Kau tumbuhkan dengan ketulusanmu,
Sikap yang terlampau salah,
Kau perbaiki dengan pengorbananmu.
            Dari sini ku mulai terharu,
            Terima kasih wahai guruku,
            Biarlah air mata ini berderai,
            Air mata penuh arti.

Rangas TamMalassu-Majene, 5 Januari 2005

 @@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

 DALAM PERPISAHAN
Untuk semua guru-guruku tercinta …
 Oleh : Rusman Raymanda

Setetes air mata kesedihan,
Mengalir di antara kenangan lalu,
Kujelang semua dalam waktu,
Di dalam perpisahan ini.
            Kau …
            Bagaikan sosok pahlawan,
            Menolongku dalam kebodohan,
            Tulus menuntun sejumlah perilaku,
            Rela memberi segudang ilmu,
            Ikhlas memberi motivasi.
Engkau …
Ibarat air yang jernih,
Memberiku latar kehidupan,
Menyirami bakatku yang terpendam,
Yang haus akan arti ajarmu,
Hingga tumbuh menjadi cita-cita.
            Dirimu …
            Laksana cahaya kemilau,
            Sinari pikiran gelapku,
            Menerangi sikap hitamku,
            Yang kelam tanpa bimbinganmu,
            Memberi arti di setiap langkahku.
Setiap waktu, hadirku menjadi beban buatmu,
Pengorbananmu takkan sia-sia,
Wahai guruku …
Terima kasih atas segalanya,
Jasa-jasamu tiada duanya,
Tak terbalaskan, terkenang sepanjang masa.

Rangas TamMalassu-Majene, 23 Desember 2005

 __________________________________________________________________________

AKHIR SEBUAH PERPISAHAN
 Oleh : Rusman Raymanda

Tatkala ku berdiri di sini,
Melihat sekilas seribu wajah guru,
Sembari air mata menanti,
Di akhir perpisahan sekolahku.
            Haruskah ku mulai melangkah,
            Tak kuasa ku hapus air mata,
            Haruskah kutinggalkan kenangan indah,
            Penuh dengan bekal cita-cita.
Tatkala ku mulai berjabat tangan,
Dan tatkala kulambaikan tangan,
Bukanlah akhir segalanya,
Hanyalah ketulusan mampu kubawa.
            Kurasakan getaran tangisanmu,
            Menarik kalbu jiwaku,
            Terima kasih wahai guruku,
            Atas semua ilmu dan bimbinganmu.
Hanya waktu yang berbicara,
Isakan tangis mulai bergema,
Kubawa bekal yang kan berarti,
Kuraih semua di kala nanti.

Rangas TamMalassu-Majene, 19 September 2005