Senandung Hikmah Dari
Salarri...
(Menyambut hari Pendidikan
Nasional Indonesia tanggal 2 Mei 2013)
Oleh:
Rusman Raymanda
Salarriku
yang alami...
terbias
seuntai kesan damai
hidup
dalam buai darah bertani
merangkul
harapan-harapan tradisi
berserah
cucuran bumi pada Ilahi
Salarriku
yang indah...
begitu
pesona alammu
jauh
dari kebisingan kota
terasa
sejuk menawan hati
terbawa
kesan dalam sanubari
Salarriku...
kulihat
kaki-kaki kecil menapak lumpur
menjemput
ilmu yang kian terbatas
mereka
dalam dilema sepintas
melanjutkan
cita-cita atau membantu orang tua?
Senandung
hikmah dari Salarri...
tersentuh
hati dari senyum anak-anakmu kini
mereka
ikut terkikis akan keadaan
terbengkalai
dalam surga pendidikan
merajut
impian sekedar harapan
Wahai
orang tuaku...
mari
kita bangun desa bermandiri
memajukan
semangat berprestasi
mari
berjuang mendidik anak-anak kita
dengan
ilmu, iman dan akhlak Islami
jadikan
mereka anak yang shaleh
jadikan
mereka pelanjut generasi.
Satu
harapanku...
Inggai
mappamula "pendidikan Islam"
lao di
pussu' aturunatta'
menjarimianak yang shaleh
anna'
barakka' kapputta'
lino
lambi' ahera'
Salarri, 2 April 2013
NB:*Desa
salarri adalah daerah dari Kec. Limboro Kab. Polman, dan puisi ini ditulis ketika sedang melaksanakan
kegiatan KKN. “Sebuah
inspirasi dan motivasi untuk para orang tuaku se-desa Salarri dan anak-anak
mereka yang terbengkalai oleh pendidikan karena keadaan lingkungan, ekonomi,
sosial dan tradisi”
==============================================================================================================
(Menjelang peringatan hari Pendidikan Nasional
tanggal 2 Mei dan hari Kebangkitan NasionalIndonesia tanggal 20 Mei
2013)
Oleh: Rusman Raymanda
Seribu tanya nalar menghinggapi bangsaku,
Kapan negeri ini akan maju....,
Kapan negeri ini bisa sejahtera,
Kapan negeri ini jadi terpandang,
Kapan negeri ini bisa aman...
Tak ada jawaban pasti !
Bila negeri ini masih teladan korupsi,
Bila negeri ini masih tereksploitasi,
Bila negeri ini masih terpengaruh kondisi,
Bila negeri ini tetap tak mandiri,
Bila negeri ini tetap mati kreasi...
Lalu... dimanakah letak solusinya ?
Lihatlah pada diri kita sendiri,
Lihatlah pada orang-orang di sekitar kita,
Lihatlah pada alam yang kau huni,
Pelajari, nilai dan dalami dalam pesan hikmah !
Telusuri, angkat dan buktikan dalam amalan ikhtiar !
Lalu... bagaimanakah caranya ?
Kita jangan merasa kaya sendiri,
Kita jangan merasa pintar sendiri,
Kita jangan merasa alim sendiri,
Kita jangan merasa nikmat sendiri,
Kita jangan merasa bangga sendiri,
Lantas kita berpuas diri sendiri,
Kita jangan lupa melihat jauh ke luar diri,
Bagikan, ajarkan dan seimbangkanlah dengan orang lain...
!
Dengan sedikit ilmu,
Kita dapat saling mengajarkan kelebihan untuk kebaikan
negeri ini,
Dengan sedikit usaha,
Kita dapat saling membantu untuk membangun negeri ini,
Dengan sedikit iman,
Kita dapat saling mengingatkan kesalahan untuk menata
moral negeri ini,
Dengan sedikit norma,
Kita dapat saling menilai tindakan untuk keadilan hukum
negeri ini.
Satu saja kunci surga negeri ini...
Mari kita bangun surga pendidikan,
Yang tertanam dalam setiap naluri nalar kita,
Jangan hanya saling menyalahkan,
Jangan hanya saling lempar batu sembunyi tangan,
Cobalah untuk saling jujur apa adanya...
Buka pikiran lebar-lebar... dan segera ingatkan diri !
“Kita tak ingin terjajah lagi kan ?......”
Rangas TamMalassu-Majene, 30 April 2013
=============================================================================================================
Oleh : Rusman Raymanda
Peqitai mai tokkou,
Mequlu paccong sipiq'oloan,
Masandeq dzupa, maranniq mapia,
Mappasituruq patoqna palatto,
Meqoro di guling, mappatuo sigha,
Mammasina sobal di pallajaran.
Perasai naon paindonna,
Tiriqbaq sobal mallappisan tambera,
Mappalippaq nawan,
Malloloqi buraq lembong,
Majirris marrappaqi bao sasiq,
Mallambisan 'alangan sau kadzao…
Itami sandeqtaq luluareq,
Meny-Nyawa dioloq duapa,
Pajari mapiai todzi di Litaqta,
Litaq Mandar,
Tanda baraninna posasiqtaq,
Mappalatto masseqna budaya,
"Takkalai disobalang…
Dotai ruppuq, dadzi leleng
natuala"
Rangas Tammalassu-Majene, 18 Agustus 2012
========================================================================
(Teruntuk sang Pembangundakwah; Ustadz Jefri
Al-Buchori yang telah pergi meninggalkan kita semua)
Oleh: Rusman Raymanda
Kepergianmu dari dunia,
Adalah takdir dari-Nya,
Tapi kenanganmu yang tersisa,
Tak luput dari derai air mata,
Tak lepas dari ruang ingatan,
Dalam untaian hikmah syiarmu yang menyentuh
jiwa,
Dalam alunan nada syairmu yang melipur lara,
Dalam gema candamu yang menghibur ceria,
Dalam senandung kisahmu yang penuh cerita.
Sesaat kau telah tiada,
Seisi dunia tersentuh nyata,
Awanpun ikut berdo’a...
MengAminkan isak tangis alam semesta,
Nisanmupun seakan bangga,
Bertabur tasbih tersiram air mata duka,
Semerbak wangi namamu tercium surga,
Dalam setiap lantunan shalawatmu yang
memanggil malaikat,
Dalam setiap jejak-langkah jihad dakwahmu
yang mengukir syafaat,
Dari titik-balik harapanmu rindu bertemu
Rasulullah.
Air mata kami dari taman surga dunia,
Mengiringi keikhlasan kepergianmu,
Selamat jalan menuju istana keabadianmu,
Berbahagialah, jemput dan nikmatilah tabungan
amal-ibadahmu yang berlimpah !
Disini, namamu kan terkenang sepanjang masa.
Rangas TamMalassu-Majene, 30 April 2013