SOLUSI UNTUK BANGSAKU
Oleh : Rusman Raymanda
Indonesia adalah negara yang demokratis, berbudaya dan
berbhinneka. Sebuah negeri kepulauan yang kaya potensi alam dan lautnya.
Siapapun warganya, pasti akan mencintai dan bangga dengan Indonesia.
Kemerdekaan yang kita raih adalah hasil pengorbanan para pahlawan dan kejayaan
yang kita raih sekarang ini adalah atas pengabdian para tunas bangsa. Lika-liku
kehidupan bangsa Indonesia telah banyak mengalami ujian yang begitu panjang
seiring dengan rumitnya permasalahan-permasalahan yang datang bermunculan.
Solusi yang mungkin bisa menyelamatkan bangsa kita dari segala keterpurukan ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Ketegasan
Ketegasan diperlukan untuk meningkatkan
kedisiplinan dan penguatan terhadap segala penindakan hukum dan strategi
kebijakan politik. Ketegasan menciptakan kekuatan integritas tinggi terhadap
negara lain.
Ketegasan dalam bidang hukum dapat kita
wujudkan dalam penindakan tegas dan seberat-beratnya terhadap para pelaku
kriminalitas untuk menciptakan efek jera. Pemberian sanksi harus seadil-adilnya
berdasarkan tingkat kejahatan pelaku. Seperti para pelaku koruptor, pengguna
dan pengedar narkoba, teroris dan para mafia kejahatan dalam suatu institusi
pemerintahan.
Bila hukuman mati tidak memungkinkan, hukuman
seumur hidup bisa diterapkan bagi para pelaku kejahatan kelas berat. Mereka
juga harus mendapatkan bimbingan pencerahan spiritual dalam penjara secara
intensif selama masa tahanan. Kalau bisa, pelaku koruptor diasingkan ke tempat
yang jauh terpencil dengan penjagaan ketat untuk lebih banyak mengabdi dalam
masyarakat kecil serta dapat merasakan bagaiman nasib hidup mereka. Mereka
harus diberi tugas untuk memberikan pendidikan dan keterampilan bagi masyarakat
kecil berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
Ketegasan dalam kebijakan politik dapat kita
wujudkan dalam tanggung jawab pengambilan keputusan bersama, konsekuensi
terhadap peraturan, transparansi segala kebijakan institusi, profesionalitas
dan integritas tinggi dalam memegang amanah rakyat serta menciptakan politik
yang sehat dan dinamis.
2) Kemandiriran
Kemandirian merupakan keseimbangan manifestasi
potensi sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia. Kemandirian adalah
sumber kemakmuran dan kesejahteraan bagi bangsa. Kemandirian juga merupakan
investasi yang mendatangkan devisa murni bagi kebutuhan bangsa kita.
Indonesia kaya dengan potensi alam, namun
sumber daya manusianya belum mampu untuk memberdayakannya secara maksimal. Yang
ada kita tergantung dengan tenaga ahli dari luar, sehingga tak banyak yang kita
dapatkan selain menjadi buruh dalam negeri sendiri.
Pendidikan keterampilan sangat perlu kita
terapkan dalam menciptakan tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam
pengelolaan sumber daya alam dalam bidang pertambangan, pertanian dan
perikanan. Dalam hal ini pemerintah perlu membangun sekolah khusus yang
berkualitas bagi siswa-siswa yang ingin bergabung menjadi tenaga siap kerja,
dengan memberikan beasiswa pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan
kepada mereka dalam hal pengelolaan sumber daya alam. Sekolah tersebut tidak
terbatas pada usia sekolah tetapi juga masyarakat luas (non formal). Kalau
perlu kita mendatangkan guru-guru dari luar yang kompeten untuk berguru pada
mereka secara langsung di lapangan. Dengan begitu, kita akan mendapatkan
ahli-ahli teknologi sumber daya alam yang handal di masa depan yang bisa menciptakan
lapangan pekerjaan bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam mengolah dan memajukan
berbagai hasil alam dengan kualitas dan kuantitas tinggi, murni hasil keringat
sendiri.
3) Pendidikan
Pendidikan merupakan alat untuk mencerdaskan
dan memajukan kehidupan bangsa. Pendidikan dapat mencerahkan masa depan bangsa
melalui pundak generasi muda. Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan
keterampilan, inovasi, kreatifitas dan keahlian yang dimiliki untuk memajukan
bangsa sehingga dapat bersaing dengan negara lain. Pendidikan adalah tonggak
awal dalam membina mental generasi muda.
Kita butuh semangat kebersamaan yang tinggi
untuk dapat memajukan pendidikan di Indonesia. Perlu ada kerjasama yang baik
dan terintegrasi antara pendidikan informal (keluarga), formal (sekolah), dan
non formal (masyarakat). Perlu ada perhatian khusus pemerintah dalam memajukan
sekolah-sekolah yang ada di daerah-daerah yang sangat jauh terpencil. Bukan
berarti mengabaikan sekolah-sekolah di kota dan di desa-desa yang terjangkau
pembangunan, tetapi mengusahakan agar mereka tak tertinggal jauh dalam kemajuan
pendidikan.
Ujian nasional yang dilaksanakan seragam
takkan berarti apa-apa buat mereka yang pembelajarannya hanya sederhana saja
dibanding sekolah-sekolah di kota. Bukan hanya guru-gurunya yang harus
ditingkatkan kualitasnya melalui program “Indonesia Mengajar”, tetapi harus
ditunjang sarana dan prasarana yang lebih memadai. Sudah saatnya
sekolah-sekolah yang ada di daerah terpencil menjadi fokus utama pembangunan
pendidikan.
Begitu banyak siswa-siswa Indonesia yang
berprestasi dalam setiap ajang internasional. Dalam hal ini pemerintah harus
merangkul mereka bersama siswa-siswa berprestasi lainnya melalui pemberian
beasiswa secara kontinyu, serta pemberian bantuan pengembangan bakat,
keterampilan, dan keahlian yang mereka miliki. Sehingga kita telah memupuk
calon-calon generasi muda masa depan yang akan ikut memajukan kehidupan bangsa
dengan lebih baik.
Bukan itu saja, pendidikan dan pembinaan
masyarakat juga harus diperhatikan dalam membangun kesadaran massal sebagai
panutan bagi generasi-generasi muda dalam masyarakatnya. Hal ini dapat kita
wujudkan melalui seminar-seminar, penataran dan pendidikan non formal. Selain
itu, pembinaan masyarakat juga dapat dilakukan dalam membentuk keterampilan
masyarakat dalam membangun kreatifitas berwiraswasta dan berinovasi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi jaman.
Sistem pendidikan di sekolah juga harus
benar-benar menyeimbangkan antara kognitif (pengetahuan), afektif (sikap),
psikomotorik (keterampilan), dan spiritual yang nyata. Dengan keseimbangan
antara teori dan praktek yang berimplikasi pada tugas-tugas, latihan dan
evaluasi akhir yang tak hanya bersifat essay dan praktek, tetapi juga
menekankan dalam hal pemecahan masalah (problem solving) yang berbuah solusi
logika. Dalam hal ini, ujian nasional harus dirubah soal-soalnya, selain dalam
bentuk pilihan ganda sebagai representasi kognitif, juga ditambahkan soal-soal
berbentuk essay sebagai representasi afektif dan problem solving yang dapat
melatih ketajaman pemikiran nalar siswa dalam menemukan solusi suatu masalah. Bila
perlu, ujian nasional juga harus menambahkan ujian praktek sebagai representasi
psikomotorik yang sesuai dengan tujuan kompetensi yang dibutuhkan berdasarkan
mata pelajaran. Hal ini bisa dimulai di setiap akhir pembelajaran, ulangan harian,
ulangan umum maupun ujian sekolah sebagai bentuk evaluasi maksimal terhadap
siswa. Sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
kompetensi intelektual, kecerdasan emosional dan spiritual, kemampuan
bersosialisasi serta membentuk kreatifitas keterampilan berinovasi dalam diri siswa.
Setiap
materi dan pembawaan pembelajaran harus mengandung nilai-nilai spiritual dan
hikmah. Guru harus menjadi teman dan teladan yang baik bagi siswa. Usahakan
lakukan pendekatan dan penelitian yang baik terhadap siswa yang bermasalah
serta memberi sanksi yang bersifat memberi pelajaran (bukan kekerasan), berikan
spirit motivasi, bukan mempermalukan ataupun mematahkan semangat mereka.
Sehingga siswa tetap rajin belajar dengan semangat, bukan takut kepada guru
yang mudah memberikan hukuman seenaknya.
Memang kurikulum pendidikan nasional kita
butuh revisi dan penyempurnaan yang matang, didukung oleh kesediaan guru dalam
mengembangkannya. Siswa diberi ruang bereksplorasi yang fleksibel terhadap
materi yang diajarkan dengan variasi belajar-mengajar yang kreatif dan
menyenangkan tanpa memandang rendah keberadaan guru sebagai fasilitator dan
pembimbing. Sehingga pendidikan yang kita harapkan mampu menjadi spirit untuk
maju berkembang, serta menjadi jalan menuju terciptanya revolusi mental bagi
generasi muda.
Bila hal-hal tersebut dapat kita wujudkan, takkan ada
lagi tindakan korupsi, terorisme dan tindakan kriminalitas tingkat tinggi.
Takkan ada lagi hutang luar negeri, kecanduan produk dan tenaga ahli dari luar,
serta kekurangan kebutuhan penting dalam negeri. Dan takkan ada lagi
ketimpangan-ketimpangan sosial dalam masyarakat, ketertinggalan pendidikan,
tindakan anarkisme serta perilaku asusila.
Semuanya butuh dukungan dari pemerintah dan diawasi oleh
rakyat, serta butuh kesadaran dari berbagai pihak untuk mewujudkannya. Apapun
masalah yang terjadi, kita harus tetap mencari solusi yang bijak untuk
diterapkan bukan malah saling menyalahkan. Semoga Indonesia menjadi negara yang
lebih tegas, lebih mandiri dan lebih terampil dalam membangun kemajuan masa
depan agar bisa sejajar dan mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya di
dunia.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin...
***